Puasa
Pertama di bulan Romadhon di tahun 2012
Yup,
saya tidak bisa menjalankannya karena lagi haid. Saya tulis ini di siang hari
tepatnya setelah makan siang di tengah teman-teman yang sedang menjalankan
ibadah puasa. Hehe, nakal juga ya saya ;)
Siang
ini saya bingung mau ngapain, sebenarnya ada pekerjaan untuk menyelesaikan
penelitian, namun entahlah, lagi ga mood untuk mengerjakan itu. Mau tidur siang
juga uda bosen sama yang namanya tidur karena semalaman kemaren saya tidur
mulu. Akhinya saya putuskan untuk menulis, menulis apa Din? Entahlah, bingung
juga mau nulis apaan, umm, mungkin saya akan sedikit menulis tentang ibu saya J
Backsongà IBU-Hadad Alwi feat Farhan
Kaulah
ibuku, cinta kasihku terima kasihku takkan pernah terhenti, kau bagai matahari
yang selalu bersinar sinari hidupku dengan kehangatanmu :)
Hahai,
tepat sekali lagu ini dengan keadaan hati saya sekarang, biasanya saya jarang
mendengarkan lagu-lagu seperti ini, biasanya saya mendengarkan lagu-lagu yang
anak muda banget seperti No Love – nya Simple Plan, Perfect World-Simple Plan,
atau beberapa lagu yang berbumbu-bumbu galaunya anak muda gitu deh, haha
Balik
lagi ke bahasan utama, IBU, yup IBU, sosok yang yang sangat saya cintai,
meskipun ibu saya bukan orang yang agamis dan alim namun cinta dan perhatiannya
sangat menghangatkan hati saya.
2
hari yang lalu, tepatnya hari Kamis, sore hari saya menjemput Ibu saya ke
terminal Bungur, Ibu saya berniat untuk ke Sidoarjo ke rumah kakak saya, ada
sedikit masalah yang perlu diselesaikan, masalah kecil dan Ibu saya yang dari
matanya terlihat sangat rindu kepada cucunya, putra dari kakak saya dan
satu-satunya cucu Ibu. Jalan macet total dari Bungur sampai Sidoarjo, ramai dan
saya yakin Ibu sangat lelah, namun dengan baik ditutupinya, mungkin agar saya
tidak cemas. Sampai Sidoarjo hari sudah petang, sesampai di rumah kakak yang
dilakukan Ibu adalah langsung memeluk cucu satu-satunya itu, hmm sedikit iri
terhadap keponakanku itu, hehe, dulu dengan nakal saya bertanya kepada ibu “
Bu, ibu lebih sayang mana Zidan (putra kakakku) denganku?” sambil tersenyum Ibu
menjawab “ sama-sama sayang, sayang kepada anak dan cucu itu rasanya beda nduk”.
Saya tidak melanjutkan pertanyaan lagi, cukup bagi saya dengan melihat matanya
terlihat bahwa beliau sangat menyayangi keluarganya, tanpa ada pembedaan.
Setelah
bermalam di Sidoarjo saya balik ke Surabaya, berdua dengan Ibu, berdua saja
karena saya motoran, bukan pakai mobil karena keluarga saya bukan berasal dari
keluarga yang kaya, namun apapun yang terjadi saya sangat bersyukur dilahirkan
dikeluarga ini, hidup dengan kesederhanaan dan penuh kasih sayang meskipun
kadang rasa kasih sayangnya itu tersampaikan dengan cara yang tidak saya
inginkan.
Tujuan
ke Surabaya adalah ingin menjenguk tante saya (adek Ibu), rumahnya di Surabaya
bagian utara, agak jauh namun semagat Ibu untuk bertemu dengan saudaranya
membuncah tak terbendung. Sebelum saya antarkan ke tante saya, Ibu saya ajak ke
salah satu perumahan yang sering saya kunjungi saat saya lagi butuh sokongan
semangat, perumahan itu adalah salah satu perumahan elite yang ada di Surabaya,
perumahan yang menginspirasi saya untuk menjadi orang kaya. Saya ingin menjadi
orang kaya? Yup benar sekali, saya ingin kaya agar bisa membahagiakan orang tua
(karena menurut saya menjadi anak yang soleha saja tidak cukup, perlu materi
yang cukup agar saya bisa memenuhi kebutuhan dan semua yang diinginkan orang
tua) selain itu, motivasi saya untuk
menjadi orang kaya adalah agar bisa membantu orang lain yang membutuhkan bantuan
meteri. So, ini bukan materialis tapi realistis dan rasionalis.
Saat
saya ajak ke jalan-jalan ke perumahan tersebut seperti yang saya duga
sebelumnya bahwa Ibu akan terheran-heran melihat rumah semewah itu, persis
seperti ekspresi saya ketika dulu pertama kali diajak teman saya ke perumahan
tersebut, maklum di desa saya tidak ada rumah seperti itu. Hehe. Sejuta doa Ibu
panjatkan agar saya bisa sukses kuliah dan menjadi orang yang sukses dan baik
serta semua keinginan saya tercapai, indah sekali doa itu dan saya terus
mengAmini doa wanita yang mulai menua karena faktor usia ini, wanita yang
sungguh-sungguh saya sayangi :*
***
Singkat
cerita saya sudah di rumahnya tante, lelah dan langsung makan, makan bersama
Ibu, senang sekali. Beberapa saat kemuadian tanpa lelah Ibu mengiyakan untuk
jalan-jalan bersama tante, entahlah ini karena sungkan untuk menolak atau
bagaimana saya tidak terlalu paham. Ibu dan tante pergi berbelanja dan saya
tidak ikut, saya lelah karena 2 hari ini menjadi ojek.
Mereka
pulang dan membawa banyak pakaian, wanita kalo sudah belanja memang akan lupa
pada lelahnya, hehe. Meskipun kadang Ibu sedikit konsumerisme namun saya tetap
menyayanginya. Karena Ibu juga tergolong orang yang tak segan berbagi kepada
orang lain.
Sore
hari saya pulang, Ibu menginap di rumah tante dan saya balik ke kos karena ada
beberapa pekerjaan yang harus segera di selesaikan. Berpisah lagi dengan Ibu
dan akan bertemu lagi saat akan lebaran karena pagi harinya Ibu pulang ke
Banyuwangi. Beberapa kecupan hangat Ibu berikan ke saya, ini tak cukup, sungguh
tak cukup.
***
Inilah
tentang Ibu saya, wanita yang sungguh saya sayangi dengan sepenuh hati. Di bulan
yang penuh rahmat ini saya mohon Tuhan, tolong beri kesehatan kepada Ibu dan
Ayah saya, beri mereka kedamaian dan ketentraman hati. Saya ingin menjadi anak
yang soleha dan berbakti kepada orang tua, beri saya kekuatan untuk tetap
menjadi wanita yang taqwa Tuhan, tiada yang lebih berharga selain kedamaian
hati, berilah itu kepada kami Tuhan, kepada Ibu, Ayah dan diri saya ini, diri
yang penuh dengan dosa dan terkadang menantangmu dengan selalu melakukan
hal-hal yang Kau larang. Semoga di Romadhon kali ini saya bisa menjadi pribadi
yang baik, pribadi yang lebih sabar dan pribadi yang pantas untuk dicintai oleh
orang yang berkualitas. Amin.. Engkaulah yang maha mendengar lagi maha
pemberi...
Terima
kasih Ibu, terima kasih Ayah dan sangat terima kasih untuk Tuhan ku, ALLAH SWT
yang telah memberikan kehidupan ini. Selalu dampingi saya ya ALLAH :)
TERIMA
KASIH :)