Kamis, 13 September 2012

Bukan Pohon dan Akar Lagi

Tepatnya seminggu yang lalu, Kamis malam pukul 19.30. Seorang teman datang ke kos saya, perawakannya lumayan tinggi dan "sedikit" endut. Pintu gerbang saya buka, yap, saya melihat senyumnya, mengembang dan manis, "tapi tetep" masih manisan saya :D
Sebenarnya lebih tepatnya bukan senyum, tapi tertawa. Dia selalu menertawakan saya, menertawakan saya yang lebih kecil dari dia dan sering kali menertawakan cerita saya serta tak lupa juga ejekan dari dia yang selalu melengkapi tawa renyahnya.

Kami memutuskan untuk keluar, awalnya bingung mau kemana, lalu akhrnya kami memutuskan untuk singgah ke sebuah warung, warung yang menjual makanan kesukaan saya, “bebek”. Kami duduk berhadapan, sesekali saya melihatnya dan ternyata dia memandangi saya, haha, sial, ini membuat saya menjadi salting. Lucu sekali, orang yang setiap hari mengejek dan menertawakan saya ternyata adalah seorang yang manis (ingat, meski saya mengatakan manis namun itu bukan berarti manisnya melebihi saya :p). Dan satu hal yang saya yakini adalah pada waktu itu dia selalu memandangi saya, kecuali saat makan. Mungkin ini adalah penyakit keGeeRan tapi terserahlah saya akan tetap meyakini itu :D

Beberapa menit berlalu namun seingat saya tak lebih dari 1,5 jam kami disana, kami membicarakan beberapa hal, dan beberapa hal itu salah satunya adalah tentang “Akar dan Pohon” #kode :D
Hmm, hampir semua teman dekat saya pasti tahu tentang cerita pohon dan akar yang melegenda ini, dan ini mengingatkan saya tentang “pengabaian, tidak dipedulikan dan kadang tentang putus asa”. Dia menanyakan hal ini dan sambil mengejek pastinya... Dari beberapa penjelasan dan ejekkannya secara tak langsung membuat saya berpikiran untuk move on. Hal ini sependapat dengan beberapa teman yang seringkali menasehati bahwa saya tidak boleh membuang-buang waktu untuk konsisten pada hal yang belum jelas outputnya dan mengatakan bahwa saya adalah orang yang bodoh jika terus konsisten. Namun tak semua teman berpendapat seperti itu, beberapa teman malah mengatakan saya hebat karena selama ini saya konsisten melakukan hal ini. Entahlah saya harus percaya pada mazhab yang mana. (eh kok jadi cerita pohon lagi sih -,-)

Selesai makan kami meluncur kesebuah taman di jantung Kota Surabaya, diantara beberapa taman di Surabaya taman inilah yang menjadi favorit saya, tempatnya bersih dan nyaman  karena tidak sepi namun juga tidak terlalu ramai. Duduk bersama, mengamati suasana malam dan membicarakan banyak hal. Dari yang saya amati saat berbincang dengannya satu hal yang harus saya akui, dia manis, lebih dari yang saya lihat saat makan. Ciee, huhuy.
Cerita pengalaman, masa lalu dan kesukaan sering kali memang dapat mencerminkan sifat seseorang. Yap itu yang saya tahu dari ceritanya dan beberapa tanggapannya saat menanggapi cerita saya. Dari sini saya melihat bahwa orang disebelah saya ini adalah sosok yang tegas dan penyayang, sebenarnya saya sedikit berat dengan mengakui kalau dia adalah seorang penyayang karena selama berteman dengan saya dia adalah orang resek yang selalu ngejek saya tiap harinya, tapi entahlah terlepas dari semua itu saya tidak bisa memungkiri bahwa kawan yang satu ini memanglah sosok yang penyayang :D

Kalian tau kawan, kadang bukan hanya orang romantis dan selalu berkata baik saja yang akan mengindahkan duniamu dan membuat hari-harimu nyaman, namun juga orang resek seperti teman saya yang satu ini juga tak kalah asiknya untuk diajak ngobrol dan membuat diri kita nyaman. Belajar mengenal orang lain, menjadi pendengar dan teman yang baik. Saya senang bisa melewati malam itu dengan sebuah tawa dan berbagi senyum denganmu, Tian :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar