Jumat, 28 September 2012

Dibalik Sabtu Pagi

Sabtu dan Minggu merupakan hari yang saya tunggu-tunggu, harinya orang bersantai dan bangun agak siang. Sejak beberapa minggu yang lalu untuk sabtu pagi saya gunakan untuk lari pagi di danau kampus C. Seperti halnya hari ini, harusnya jika sesuai dengan rencana saya akan berolahraga disana dan khusus hari ini saya akan mendemonstrasikan nasi goreng buatan saya untuk seorang teman. Yap, mendemonstrasikan untuk sebuah janji.
Pagi ini saya bangun sangat pagi, alarm sudah berbunyi dan benar-benar masih sangat ngantuk dan capek. Hal ini karena kemarin adalah hari dimaana saya bekerja keras. Kemarin pagi waktu baru bangun sudah ada beberapa sms, dari dosen saya untuk segera merevisi laporan akhir dari proyek penelitian dan maksimal dikirim pukul 8.00 belum lagi harus ambil dagangan dengan seorang teman pukul 6.00 serta harus kuliah pukul 7.00 dan pukul 9.00. Akhirnya untuk hal-hal yang bersamaan ini saya mengorbankan kuliah saya yang pukul 7.00. Tak hanya sampai itu, siangnya saya harus mengikuti briefing surveyer sampai sore, setelahnya ngelesi dan melakukan banyak hal di kos sampai larut malam, seperti beresin kamar, bersihin kamar mandi, nyuci baju dan masak nasi untuk nasi goreng besok pagi. Sejujurnya ini melelahkan kawan, namun saya menikmati ini, saya gembira karena bisa melakkan banyak hal.
Entah tepatnya pukul berapa saya tidur, yang pasti lebih dari pakul 00.00. Tak lupa ketika akan tidur seperti biasanya saya mengevalusasi diri dengan apa yang saya lakukan hari ini serta bersyukur karena masih bisa melakukan banyak hal.
Pagi... Subuh, mata masih sangat berat untuk bangun. Sebenarnya ingin sekali setelah sholat subuh untuk tidur lagi dan membatalkan janji untuk berolahraga karena memang sangat capek, namun karena sudah janji untuk buatin nasi goreng seorang teman saya langsung berhambur ke dapur dan mulai memasak.
Masakan sudah selesai, peralatan masakpun sadah saya cuci. Selanjutnya yang saya lakukan adalah sms teman saya untuk pergi berangkat lari pagi dan memberikan nasi goreng spesial ini untuk dia. Dengan senyum sumringah saya berjalan ke meja makan, mencicipi masakan saya sendiri dan memasukkannya ke dalam kotak makan. Yap semua sudah siap namun teman saya tidak membalas sms saya. Saya tunggu dan saya putuskan untuk menelponnya, 3 kali panggilan namun tak terjawab, saya mulai putus asa. Ini rasanya seperti... umm..... entahlah, lelah yang saya rasakan mulai terasa untuk perjuangan pagi ini. Sudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar